Anaknya Diterima di 3 Universitas Top, tapi Ibu Ini Lebih Pilih Jalur Suap Unila karena Kampusnya di Belakang Rumah

Anaknya Diterima di 3 Universitas Top, tapi Ibu Ini Lebih Pilih Jalur Suap Unila karena Kampusnya di Belakang Rumah

Anita, orangtua dari CAL, mahasiswi yang masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) lewat jalur suap, mengatakan, anaknya sebenarnya telah diterima di tiga universitas ternama. CAL diterima di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, PS Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Namun, Anita lebih memilih memasukkan anaknya ke Fakultas Kedokteran Unila karena jaraknya yang sangat dekat dengan rumah mereka serta pertimbangan CAL perempuan.

“Rumah saya di belakang Unila, Pak. Lalu kalau di tempat (kampus) lain kejauhan karena anak saya perempuan,” kata Anita, saat menjadi saksi dalam sidang suap Unila di Pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Lampung, Kamis (16/2/2023).

Hakim anggota Edi Purbanus mengatakan, Anita seperti “rela berkorban” demi putrinya hingga berani mengeluarkan uang sampai lebih dari Rp 500 juta agar bisa kuliah di Unila. “Ibu ini banyak uang ya. Bayar sumbangan ditambah uang SPI dan UKT, total lebih Rp 500 juta,” kata Edi. Diberitakan sebelumnya, kesepakatan nominal uang “infak”, kode suap penerimaan mahasiswa Unila, sempat ditawar oleh orangtua penitip. Kesepakatan tersebut terjadi saat Kepala Biro Perencanaan dan Humas (Kabiro Humas) Unila Budi Sutomo bertemu dengan Anita, orangtua calon mahasiswa berinisial CAL. Menurut Anita, dia bersama Budi dan seseorang bernama Ema, berjanji bertemu di gerai makanan yang berada di Jalan ZA Pagar Alam. Sambil mengobrol santai, Budi mengatakan apakah Anita bisa menyumbang uang “infak” untuk pembangunan gedung Lampung Nahdiyin Center (LNC) sebesar Rp 300 juta. “Saya bilang, kalau Rp 300 juta enggak ada, tapi kalau Rp 200 juta saya ada dan siap menyumbang,” kata Anita.

Terungkap, Uang Rp 2,2 M Titipan Calon Mahasiswa Unila Dibelikan Emas 1,4 Kg Untuk Tutupi Jejak Suap

Uang titipan calon mahasiswa Universitas Lampung (Unila) sebesar Rp 2,2 miliar dibelanjakan emas untuk menutupi jejak suap. Uang tersebut juga dibelanjakan emas agar mudah dicairkan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Humas Unila Budi Sutomo saat menjadi saksi kasus suap mantan Rektor Unila Karomani di Pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Lampung, Selasa (14/2/2023) dikutip dari laman Visit smkn 5 tanggerang

“‘Ini brankas penuh, Pak’,” kata Budi menirukan perkataannya kepada terdakwa Karomani. Budi mengatakan, terdakwa Karomani ketika itu langsung menyuruhnya membelanjakan uang tersebut menjadi logam mulia. “Itu beli emas batangan biar mudah mencairkan dan tidak berkurang,” kata Budi. Di hadapan majelis hakim, Budi mengakui uang di dalam brankas itu adalah uang yang diambilnya dari sejumlah orangtua calon mahasiswa yang menitip agar anaknya diluluskan di Fakultas Kedokteran (FK) Unila. Di antaranya, Asep Sukohar (Rp 250 juta dan Rp 400 juta), Evi Daryanti (Rp 150 juta), Evi Kurniawati (Rp 100), Ema (Rp 200 juta), dan Mardiana (Rp 100 juta). Kemudian Tugiyono (Rp 250 juta), Herman HN (Rp 250 juta), dr Ruskandi (Rp 250 juta), dan Nyoman (Rp 250 juta).